Notification

×

Kategori Berita

Tags


Kode Iklan Disini

Indeks Berita

🕌 Feature Religi – Jejak Ulama Tarekat di Tanah Singkil, Makam Syekh Shabuddin dari Barus Ditemukan di Aceh Singkil, Penanda Jejak Panjang Tarekat Syattariyah

Rabu, 10 September 2025 | September 10, 2025 WIB Last Updated 2025-09-10T09:46:07Z
Pengunjung: 1304

Foto : Penemuan makam Syekh Shabuddin, ulama asal Barus

Aceh Singkil | detiknewsatjeh.my.id

Di sebuah desa kecil bernama Lae Pinang, Kecamatan Singkohor, Kabupaten Aceh Singkil, suasana religius terasa menguat sejak kabar penemuan makam Syekh Shabuddin, seorang ulama tarekat berpengaruh dari Barus, menyebar di kalangan masyarakat. 


Penemuan ini bukanlah hasil penelitian arkeologis atau catatan sejarah formal, melainkan berawal dari mimpi seorang ulama kharismatik, Abu Mahabbah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penelusuran lapangan bersama warga setempat.




Syekh Shabuddin, yang berasal dari marga Solin, dikenal luas sebagai guru Petupangan sekaligus pengamal Tarekat Syattariyah


Ia hidup pada masa sulit pendudukan Jepang dan tetap teguh menyebarkan ajaran Islam, memberikan kekuatan spiritual kepada masyarakat yang kala itu berada dalam tekanan kolonialisme. 




Bersama ulama lainnya, termasuk Syekh Tampat Gosong, ia menjadi bagian dari jaringan penyiar Islam yang menjaga denyut keimanan di Tanah Singkel.


🌿 Jejak Tarekat Syattariyah di Singkel

Tarekat Syattariyah sendiri telah berakar kuat di Aceh Singkil sejak abad ke-17, dibawa oleh Syekh Abdurrauf as-Singkily, murid dari Syekh Ahmad al-Qusyasyi di Madinah


Dari Singkil, ajaran ini menyebar luas ke Nusantara, melahirkan jaringan ulama tarekat yang hingga kini jejaknya masih terasa.


Dalam konteks itu, penemuan makam Syekh Shabuddin menjadi semacam penegas kesinambungan mata rantai ulama Syattariyah. 


Ia adalah simbol bahwa Tanah Singkel bukan sekadar pinggiran geografis, melainkan simpul penting dalam penyebaran tarekat Islam di Sumatra.


🔎 Peran Abu Mahabbah dan Pelestarian Warisan

Tokoh ulama lokal, Abu Mahabbah, selama ini dikenal aktif menelusuri dan memetakan makam ulama-ulama Tanah Singkel. Upayanya bukan semata pencarian fisik, melainkan bentuk penghormatan terhadap tradisi keilmuan Islam yang membentuk identitas masyarakat setempat.


Penemuan makam Syekh Shabuddin menambah khazanah sejarah Islam lokal dan membuka ruang bagi masyarakat untuk kembali menelusuri akar spiritual mereka. Makam ini berpotensi menjadi pusat ziarah, kajian, dan edukasi generasi mendatang.


Momentum Bagi Pemerintah & Masyarakat

Dengan adanya penemuan ini, masyarakat berharap pemerintah daerah bersama lembaga pendidikan dapat memberikan perhatian khusus dalam melestarikan situs sejarah Islam di Aceh Singkil. 


Lebih dari sekadar destinasi religi, makam Syekh Shabuddin bisa menjadi pusat kebudayaan dan spiritualitas yang menghubungkan generasi masa kini dengan jejak panjang ulama masa lalu.


[Red]

VIDEO NEWS

SUBCRIBE US

×
DETIKAJTEH Update
               
         
close
   
       
 
!-- start webpushr code -->